Artikel Terbaru ke-2.119
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Sejak digulirkan oleh Mendikdasmen Prof. Abdul Mu’ti pada awal masa jabatannya sebagai menteri, istilah “deep learning” segera viral. Masyarakat pendidikan kemudian berbondong-bondong membahasnya. Kita berharap kebijakan ini akan memperbaiki mutu pendidikan Indonesia, meskipun belum mendasar.
Pada 9 November 2024, situs https://pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id menurunkan artikel berjudul: “Mengintegrasikan Deep Learning Dalam Kurikulum Sekolah: Peluang Dan Tantangan.” Disebutkan bahwa pembelajaran deep learning dalam pendidikan modern tidak hanya terbatas pada teknologi kecerdasan buatan (AI) tetapi juga mencakup cara belajar mendalam untuk memahami dan menerapkan pengetahuan.
Dalam konteks kurikulum sekolah, metode ini berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, analisis mendalam, dan pengaplikasian ilmu dalam berbagai situasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa diharapkan dapat menghubungkan konsep antar mata pelajaran, menggali akar masalah, dan memecahkan persoalan dengan pendekatan analitis yang mendalam.
Deep learning di bidang pendidikan merujuk pada model pembelajaran yang mendorong siswa untuk menggali pengetahuan lebih dalam, berbeda dengan sekadar pembelajaran hafalan. Metode ini berorientasi pada pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Siswa diajak untuk memahami konteks, menganalisis informasi secara kritis, serta menciptakan solusi inovatif berdasarkan pemahaman konseptual yang kuat.
Artikel itu menyimpulkan: “Deep learning membawa angin segar bagi kurikulum sekolah, menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan abad ke-21. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga mengasah keterampilan analitis, kreativitas, dan kemampuan berkolaborasi. Untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan dukungan penuh dari seluruh ekosistem pendidikan, termasuk guru, siswa, dan pemangku kebijakan.”
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/deep-learning-berbahaya-jika-bahan-ajarnya-salah