Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Mulai tanggal 21 Juli 2020, Pesantren at-Taqwa Depok mengadakan program ”Kajian Komprehensif” tentang sosok dan Pemikiran Imam-Ghazali. Pengisinya: saya (Adian Husaini) dan Dr. Muhammad Ardiansyah.
Kajian ini sangat strategis, khususnya bagi Pesantren at-taqwa Depok. Sebab, pemikiran al-Ghazali dan Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas telah dijadikan sebagai rujukan utama bagi konsep dan proses pendidikan di Pesantren at-Taqwa Depok.
Dalam lima kali pertemuan diharapkan tergambar secara umum pentingnya sosok dan pemikiran Imam al-Ghazali dalam kebangkitan umat Islam. Sejarah telah membuktikan hal itu. Dan insyaAllah, sejarah akan berulang kembali, jika umat Islam mampu memahami masalah mereka secara mendasar dan mampu merumuskan solusinya dengan tepat.
Sebenarnya, pemikiran Imam al-Ghazali terbukti berpengaruh besar terhadap kesuksesan dakwah Islam di Nusantara ini. Hal itu telah ditulis oleh Dr. Muhammad Isa Anshari dalam disertasi doktornya: Pendidikan Aqidah Sunan Bonang.
Dalam kajiannya terhadap buku Het Boek van Bonang, ditemukan bahwa akidah Sunan Bonang tidak jauh berbeda dengan ajaran para ulama Ahlus Sunnah. Ajaran itu diambil dari kitab Ihyâ’ ‘Ulumiddîn karya Imam Al-Ghazali dan At-Tamhîd fî Bayân At-Tauhîd karya Abu Syakur As-Salimi. “Wedaling carita saking kitab Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn lan saking Tamhîd,” demikian tulis Sunan Bonang dalam kitabnya itu.
Sunan Bonang dan Wali Songo lainnya hidup dan berjuang mengislamkan Nusantara – khususnya Tanah Jawa – pada abad ke-15 M. Jadi, sudah berlalu 500 tahun lalu. Pengaruh pemikiran Imam al-Ghazali juga begitu besar terhadap para ulama Nusantara lainnya, seperti Syekh Abdul Shamad al-Falimbani, yang kitab jihadnya menjadi rujukan utama dalam jihad melawan penjajah di Aceh.
Lanjut baca,