MAU PENDIDIKAN ANAK KITA SUKSES, AJARKAN SAJA KITAB INI

MAU PENDIDIKAN ANAK KITA SUKSES,  AJARKAN SAJA KITAB INI

 

Artikel Terbaru ke-2.267

Oleh: Dr. Adian Husaini

 

            Sebagai muslim dan sebagai bangsa Indonesia kita yakin, bahwa kunci kesuksesan pendidikan anak-anak kita adalah pada program pembersihan jiwa. Allah sudah menjamin, sungguh akan sukses manusia yang mensucikan jiwanya; dan sungguh akan binasa manusia yang mengotori jiwanya. (QS al-Syams: 9-10).

            Lagu Indonesia Raya pun menyampaikan pesan penting: Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya! Nah, jika sudah tahu seperti itu, maka seharusnya pendidikan kita yang utama adalah program tazkiyatun nafs. Program-program lain – seperti peningkatan ketrampilan kerja – akan gagal jika program tazkiyatun nafs ini gagal.

            Nah, salah satu kitab yang sangat terkenal di dunia Islam untuk mendidik anak agar memiliki jiwa yang bersih adalah kita Ayyuhal Walad, karya Imam al-Ghazali. Kitab ini ditulis Imam al-Ghazali ketika seorang murid menemuinya dan meminta nasehat-nasehat perpisahan.

Al-Ghazali mengabulkan permintaan murid tersebut. Ia menuliskan baris-baris nasihatnya sehingga menjadi sebuah buku kecil. Baris-baris itu selalu diawali dengan kalimat “ayyuhal walad” yang berarti “wahai ananda”. Kalimat itu menunjukkan betapa akrabnya hubungan antara murid dan guru, seperti hubungan antara anak dan bapak.

Al-Ghazali mengawali nasihatnya dengan kalimat indah: “Wahai ananda tercinta. Semoga Allah memanjangkan usiamu agar bisa mematuhi-Nya. Semoga pula Allah memudahkanmu dalam menempuh jalan orang-orang yang dicintai-Nya.”

Setelah itu, ia mendoakan muridnya dengan doa mengenai perkara mulia dimana manusia selalu mengharapkannya, yaitu diberi usia yang panjang. Bukan sekadar panjang usia, Sang Imam mendokan muridnya agar usia yang panjang itu bisa digunakan untuk mematuhi perintah-perintah Allah. Itulah usia yang penuh berkah. 

            Al-Ghazali mengingatkan bahwa nasihat yang ia sampaikan hanyalah menyampaikan kembali nasihat Rasulullah SAW.        “Di antara sekian banyak nasihat yang disampaikan Rasulullah SAW kepada umatnya adalah sabda beliau, ‘Salah satu tanda bahwa Allah Ta‘ala berpaling dari seorang hamba adalah menjadikan hamba itu sibuk dengan perkara yang tidak memberinya manfaat.

            Imam   Al-Ghazali pun mengajak muridnya agar tidak menyia-nyiakan waktunya,  walaupun hanya sesaat untuk mengerjakan hal-hal yang tidak bernilai ibadah. Orang yang menyia-nyiakan waktu akan menderita penyesalan yang berkepanjangan.

            Setelah nasehat tentang perlunya menghargai waktu,            Al-Ghazali kemudian menekankan pentingnya mengamalkan ilmu. Sebab,  ilmu yang tidak diamalkan, hanya akan merusak pemiliknya. Al-Ghazali menukil sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya orang yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang berilmu namun Allah tidak menjadikan ilmunya bermanfaat bagi dirinya.” (HR Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi)

Begitu pentingnya masalah ilmu dan amal, sampai-sampai Imam al-Ghazali menegaskan: “al-ilmu bi-laa ‘amalin junuunun, wal-‘amalu bi-laa ‘ilmin lam yakun.”  (Ilmu tanpa amal adalah gila, dan amal tanpa ilmu tidak ada nilainya).

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/mau-pendidikan-anak-kita-sukses,--ajarkan-saja-kitab-ini

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait