MEMAHAMI DAN MENERAPKAN HADITS NABI TENTANG POTENSI MANUSIA

MEMAHAMI DAN MENERAPKAN HADITS NABI TENTANG POTENSI MANUSIA

Artikel Terbaru ke-2.250

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

Nabi Muhammad saw  pernah menyampaikan sebuah pesan penting: “Manusia itu adalah (seperti) barang tambang, laksana emas dan perak. Orang-orang terbaik  diantara mereka di masa Jahiliyah adalah orang-orang terbaik juga di masa Islam, apabila mereka faqih fid-ddin.” (Muttafaq 'alaih).

Jadi, kata Rasulullah saw, manusia itu laksana barang tambang, seperti emas dan perak. Allah memang menciptakan manusia dengan kualitas dasar dan potensi yang sama. Ada yang dikaruniai kecerdasan super tinggi seperti  Imam Syafii, al-Ghazali, Ibn Rusyd, BJ Habibie, dan sebagainya. Ada juga yang diberi potensi kecerdasan sedang-sedang saja. Ada pula yang diberi amanah ringan, berupa tingkat kecerdasan yang sangat rendah. Dengan perbedaan potensi itulah roda kehidupan manusia bisa berjalan.

Rasulullah saw sebagai guru terbaik telah memberikan contoh nyata, bagaimana mendidik para sahabat menjadi manusia-manusia terbaik, sesuai dengan potensi masing-masing. Ada sahabat Nabi yang dididik menjadi ulama-ulama hebat, seperti Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya. Ada yang menjadi panglima perang terhebat, pengusaha hebat, dan sebagainya.

Semua dididik menjadi yang terbaik, sesuai dengan potensinya masing-masing. Karena itulah, orang yang dikaruniai potensi kecerdasan tinggi memiliki tanggung jawab keilmuan yang lebih tinggi dari orang lain dengan potensi kecerdasan di bawahnya.

Sesuai dengan hadits Rasulullah saw, bahwa manusia adalah laksana barang tambang.  Manusia yang kualitasnya emas, di masa jahiliyah, akan menjadi emas juga di masa Islam. Dengan syarat, dia faham agama (mutafaqih fid-din). Sebab, orang yang faham agama adalah salah satu ciri tanda kebaikan yang dimilikinya.

Maka, sepatutnya – sesuai konsep keilmuan Islam yang integratif dan tauhidik -- dalam diri seorang “BJ Habibie” dan manusia-manusia super cerdas lain, terkumpul keahlian dalam bidang sains dan teknologi sekaligus pakar dalam Tafsir al-Quran, Hukum Islam, Pemikiran Islam, Sejarah Islam, dan sebagainya. 

Para pendidik yang baik (orang tua dan guru)  adalah yang mampu memahami potensi anak didiknya dengan baik. Jika anak didiknya memiliki potensi kecerdasan yang tinggi, maka dia wajib diberikan kurikulum pendidikan sesuai potensinya, agar tercapai pengembangan potensinya secara optimal. Anak yang cerdas sepatutnya berbeda kurikulum pendidikannya dengan anak-anak biasa atau yang dibawah biasa.

Patut dihindari pendidikan yang bernuansa materialistik, yang memaksa murid untuk berpikir secara materialis pula. Mereka kemudian lupa pada kewajiban mencari ilmu sesuai dengan potensi akal yang dimilikinya.

Fenomena ini akan melahirkan ketimpangan di tengah masyarakat, karena sejumlah bidang ilmu akan mengalami “inflasi” tenaga ahli, sebaliknya bidang-bidang ilmu fardhu kifayah lainnya akan mengalami peceklik ilmuwan.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/memahami-dan-menerapkan-hadits-nabi-tentang-potensi-manusia

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait