Memandang Kasus Trans TV dan Pesantren Lirboyo: Sebuah Pelajaran Berharga bagi Media dan Dunia Pesantren

Memandang Kasus Trans TV dan Pesantren Lirboyo: Sebuah Pelajaran Berharga bagi Media dan Dunia Pesantren

Oleh: Dr. Adian Husaini (Ketua Umum DDII)

 

Kasus yang menimpa Pesantren Lirboyo akibat pemberitaan oleh Trans TV telah menjadi sorotan publik selama berhari-hari. Insiden ini, yang saya pandang sebagai bentuk penzaliman terhadap institusi pesantren, telah direspons oleh pihak Trans TV dengan pengakuan salah dan permintaan maaf secara terbuka melalui televisi. Bahkan, para pejabat Trans TV telah mendatangi Pesantren Lirboyo, dan saya dengar pimpinan tertinggi mereka juga akan bersilaturahim ke sana.

Pesantren Lirboyo bukanlah lembaga sembarangan. Ia adalah pesantren besar, yang bahkan lebih tua dari negara kita, serta memiliki kewibawaan yang sangat tinggi di bidang keilmuan. Kejadian ini membawa kita pada beberapa refleksi mendalam, baik bagi pihak media maupun bagi keluarga besar pesantren.

Etika Media dan Adab Sesama Muslim

Dalam menyikapi segala bentuk kekurangan, terutama antar sesama muslim—dan ini berlaku tidak hanya untuk Lirboyo tetapi juga pesantren lain—kita harus ingat bahwa tidak ada lembaga maupun manusia yang sempurna. Jika ada kelemahan, pendekatannya haruslah berbeda dengan cara menghakimi dan memvonis di muka umum.

Tindakan media yang langsung menghakimi dan memvonis suatu praktik sebagai "salah," "keliru," atau bahkan "feodal," seringkali hanya mencerminkan satu sudut pandang. Pihak pesantren, dengan tradisi dan konteksnya, tentu memiliki sudut pandang sendiri.

Cara paling sederhana untuk melihat masalah ini adalah dengan bertanya: Apakah para santri yang terlibat protes? Apakah orang tua santri memprotes praktik tersebut?

Sebagai orang yang pernah tinggal 3 tahun di pesantren tradisional, saya menyadari adanya kelemahan di sana, bahkan mungkin ada perilaku sebagian anak kiai yang tidak sepatutnya. Namun, di dunia pesantren, kami menjunjung tinggi adab.

Adab Santri dan Menghormati Guru

Dalam tradisi santri, adab terhadap guru—dalam hal ini Kiai—adalah prinsip utama. Kita mungkin tahu bahwa guru atau orang tua kita memiliki banyak kelemahan atau kesalahan. Namun, dari Kiai-lah kita belajar mengaji yang benar, makhraj, nahwu, sharaf, dan fikih.

Ketika seorang Kiai melakukan kekeliruan, adab kami sebagai santri tidak mengharuskan kami mengekspos kesalahannya, melainkan menutupi kelemahannya, sebagaimana kita menutupi kesalahan orang tua kita sendiri. Ini adalah cara pandang yang berbeda, dan perbedaan ini harus kita hormati.

Prinsip jurnalistik sendiri mengajarkan untuk melakukan check and recheck (tabayyun). Apalagi terhadap saudara muslim, seyogyanya kita menutupi kelemahan yang ada. Lembaga mana pun pasti memiliki kesalahan, termasuk orang tua kita sendiri.

Pelajaran Berharga bagi Semua Pihak

Peristiwa Trans TV dan Lirboyo ini harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh teman-teman media. Di era sekarang, setiap orang bisa menjadi "produser" konten, membuat berita, dan menyiarkannya. Kita semua harus bertanggung jawab atas apa yang kita share dan beritakan.

Pihak Trans TV sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf. Saya berharap kasus ini segera selesai dan diselesaikan secara baik oleh pimpinan Pesantren Lirboyo, karena kehormatan dan kelangsungan perjuangan pesantren harus kita jaga. Saya juga mengapresiasi tindakan pemerintah yang sudah berusaha melindungi, membela, dan menjaga marwah pesantren.

Bagi teman-teman media, ini adalah saat untuk melakukan introspeksi dan perbaikan diri ke depan.

Tantangan Pesantren di Era Keterbukaan

Bagi dunia pesantren, peristiwa ini menyoroti tantangan berat di era keterbukaan saat ini. Sebagai seorang yang sehari-hari tinggal bersama santri, saya menyadari bahwa hal-hal yang dulu dianggap biasa di pesantren, kini harus disesuaikan.

Kami pernah mengalami di mana orang tua santri keberatan ketika santri diminta kerja bakti mengecor di lantai atas tanpa alat perlindungan yang memadai. Keberatan ini kami terima, dan kami pun beradaptasi—kami meminta persetujuan orang tua untuk kerja bakti dan menjaga keamanan. Kami bahkan mengizinkan santri yang berpuasa sunah untuk tidak berpuasa saat kerja bakti.

Tradisi pesantren di masa lalu penuh dengan kesederhanaan, bahkan kesulitan. Saya pernah mengalami tidur di ubin, kedinginan, mandi dan mencuci di kolam yang sama. Ketika saya mengeluh, ibu saya justru menjawab, "Semakin kamu menderita, semakin sukses." Bahkan di masa lalu, tindakan keras seperti ditempeleng oleh senior hingga telinga pecah pun ditanggapi dengan adab, di mana saya memilih tidak melaporkan karena kasihan senior yang menempeleng akan diusir.

Tradisi ini harus berhadapan dengan tuntutan zaman modern.

Pesantren: Lembaga Pendidikan Paling Berpeluang

Di tengah semua tantangan ini, saya tetap yakin bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling berpeluang untuk mengaplikasikan konsep pendidikan nasional kita, sesuai dengan Pasal 31 Ayat 3 UUD 1945: melahirkan orang-orang yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

Saat ini, tantangan godaan sekularisme dan materialisme jauh lebih berat. Kita mendidik santri selama bertahun-tahun agar menjadi orang saleh, cinta ilmu, ibadah, dakwah, dan perjuangan. Namun, menjaga kualitas ini setelah mereka keluar dari pondok bukanlah hal yang mudah. Itu adalah tantangan yang jauh lebih besar.

Saya berharap kasus Trans TV dan Lirboyo ini segera tuntas, sehingga kita bisa kembali berkonsentrasi pada peningkatan kualitas pondok pesantren. Menjelang Hari Santri Nasional, kita berharap 42.000 pondok pesantren di Indonesia bisa menjadi lembaga yang patut diteladani, melahirkan anak-anak yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

Inilah potensi utama yang dimiliki pondok pesantren—sebuah keunggulan yang harus terus kita jaga dan tingkatkan martabatnya. Setiap ujian adalah jalan menuju peningkatan kualitas. Semoga Allah senantiasa melindungi dan meningkatkan martabat Pesantren Lirboyo, Gontor, Langitan, Pesantren Kiai As'ad Syamsul Arifin, dan semua pesantren di Indonesia.

 

Link youtube: https://youtu.be/AfB4UjNS5n4

 

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait