TEORI “AKHIR SEJARAH” FUKUYAMA MAKIN JAUH DARI KENYATAAN

TEORI “AKHIR SEJARAH” FUKUYAMA  MAKIN JAUH DARI KENYATAAN

 

Artikel Terbaru ke-2.012

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Pasca runtuhnya komunisme tahun 1990, seorang ilmuwan Amerika Serikat bernama Francis Fukuyama menyatakan, bahwa saat ini, peradaban Barat menjadi penguasa di puncak piramida kekuasaan.  Dan setelah ini, tidak ada lagi peradaban lain, yang akan menggantikan peradaban Barat. Ketika itulah manusia sudah bersepakat untuk menerapkan “Demokrasi Liberal.”

Era ini, katanya,  merupakan akhir sejarah (The End of History). Begitu tesis Fukuyama dalam bukunya The End of History and The Last Man. (New York: Avon Books, 1992). Buku Fukuyama itu merupakan pengembangan dari artikelnya ‘The End of History?’ di jurnal The National Interest (summer 1989). Dalam makalahnya itu, Fukuyama, mencatat, bahwa setelah Barat menaklukkan rival ideologisnya, monarkhi herediter, fasisme, dan komunisme, dunia telah mencapai satu konsensus yang luar biasa terhadap demokrasi liberal. Ia berasumsi, bahwa demokrasi liberal adalah semacam titik akhir dari evolusi ideologi atau bentuk final dari bentuk pemerintahan.

Pendapat Fukuyama itu tentu saja sangat debatable dan terbukti kontradiktif dengan sikap Barat sendiri.  Dalam memandang ‘demokrasi’, Fukuyama mengadopsi pendapat Huntington, tentang perlunya proses sekularisasi sebagai prasyarat dari demokratisasi. Karena itu, ketika Islam dipandang ‘tidak compatible’ dengan demokrasi, maka dunia Islam juga tidak kondusif bagi penerapan demokrasi yang bersifat sekular sekaligus liberal.

Tentang hubungan agama dengan sekularisasi, Fukuyama mencatat, bahwa liberalisme  tidak akan muncul, jika Kristen tidak  melakukan sekularisasi. Dan itu sudah dilakukan oleh Protestanisme di Barat, yang telah membuang adanya kelas khusus pemuka agama dan menjauhkan diri dari intervensi terhadap politik.

Fukuyama menyorot dua kelompok agama yang menurutnya sangat sulit menerima demokrasi, yaitu Yahudi Ortodoks dan Islam fundamentalis. Keduanya dia sebut sebagai “totalistic religious” yang ingin mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat publik maupun privat, termasuk wilayah politik.

Klaim-klaim Fukuyama sebenarnya sangatlah lemah. Tidaklah benar, saat ini tidak ada tantangan serius secara ideologis terhadap Demokrasi Liberal. Faktanya, pasca Perang Dingin, Islam masih dianggap sebagai tantangan ideologis yang serius, sehingga negara-negara Barat sangat khawatir terhadap munculnya negara yang menerapkan ideologi Islam.

Sebab, menurut Huntington, dalam bukunya, The Clash of Civilizations, Islam adalah satu-satunya  peradaban yang pernah mengalahkan Barat. Katanya: “Islam is the only civilization that has put the survival of the West in doubt.”

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/teori-akhir-sejarah-fukuyama--makin-jauh-dari-kenyataan

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait