BENARKAH FINLANDIA NEGARA YANG ISLAMI

BENARKAH FINLANDIA NEGARA YANG ISLAMI

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Negara Finlandia banyak menjadi bahan perbincangan. Konon, Finlandia menjadi salah satu negara terkaya, bebas korupsi, dan progresif secara sosial. Sistem peradilannya paling independen di dunia. Aparat kepolisiannya makin terpecaya. Bank-bank berkinerja sangat baik, perusahaan-perusahaan di Finlandia paling etis. Penduduk Finlandia sangat bahagia . Mereka menikmati kebebasan pribadi, kebebasan memilih dan kesejahteraan tinggi.

Padahal, Finlandia tidak memiliki sumber kekayaan alam yang berlimpah. Kondisi musim di sana begitu extrem. Finlandia sendiri dekat dengan kutub utara. Tapi, negara ini ternasuk  negara paling nyaman untuk ditinggali.

Kejujuran awal dari sebuah kebaikan bukan kepintaran. Kekayaan hati mereka adalah kunci kemakmuran dan kebahagiaan. Masyarakat Finlandia takut berbuat salah, bukan mereka takut untuk dhukum, melainkan nantinya  akan ditiru oleh generasi dibawah mereka. Dan kemudian menular ke yang lainnya. Masyarakat Irlandia beranggapan bahwa kebahagian itu bukan banyaknya  aturan tetapi  tingginya kesadaran, dan hal itu didapat dari kejujuran.

Kejujuran dan etika moral adalah prioritas negara Finlandia. Di Finlandia tidak ada kesenjangan sosial. Masyarakatnya mampu atau tidak bersedia membayar pajak dan iuran tinggi. Mereka sadar hasilnya nanti bisa digunakan untuk membantu atau mendukung orang lain yang membutuhkan lewat program sosial. Bahkan untuk biaya kesehatan dan jenjang pendidikan dibayar gratis.

Itulah paparan tentang negara Finlandia sebagaimana dikutip dari sebuah situs berita berikut ini:  https://5news.co.id/artikel/2019/10/11/kejujuran-dan-etika-moral-prioritas-negara-finlandia/.

*****

Pertanyaannya, apakah negara seperti Finlandia bisa dikatakan negara yang Islami?

Terhadap pertanyaan seperti itu, perlu kita tanyakan kembali, “Apakah yang dimaksud dengan istilah ‘Islami’?”

Konon, dulu ada tokoh Islam terkenal dari Mesir, datang ke Eropa. Melihat-lihat kondisi masyarakat Eropa, lalu dibandingkannya dengan kondisi masyarakat Mesir, sang tokoh berkata, “Al-Islaamu mahjuubun bil-muslimiin.” (Islam itu ditutupi oleh kaum muslimin sendiri).   Maksudnya, keindahan Islam itu tidak tampak, karena tertutup oleh perilaku kaum muslimin sendiri.

Di Indonesia ada cendekiawan menolak gagasan NKRI bersyariah, dengan alasan, yang diperlukan bukan syariah, tetapi “ruang publik yang manusiawi”. Menurut dia, ruang publik yang manusiawi itulah yang sebenarnya juga sama dengan Islami.

Terhadap berbagai pernyataan seperti itu, kita bisa melihat kembali pada konsep adab. KH Hasyim Asy’ari menulis dalam kitabnya, Ādabul Ālim wal-Muta’allim: ”at-Tawhīdu yūjibul īmāna, faman lā īmāna lahū  lā tawhīda lahū;  wal-īmānu yūjibu al-syarī’ata, faman lā syarī’ata lahū, lā  īmāna lahū wa lā tawhīda lahū; wa al-syarī’atu yūjibu al-adaba, faman lā  ādaba lahū, lā syarī’ata lahū wa lā īmāna lahū wa lā tawhīda lahū.”

Jadi, menurut KH Hasyim Asy’ari, tauhid mewajibkan iman; iman mewajibkan syariat; dan syariat mewajibkan adab. Maka, siapa tidak punya adab, maka ia tidak bersyariat, tidak beriman, dan tidak bertauhid. Itulah pentingnya adab dalam Islam.

Dalam rumusan Ibnu Hajar al-Asqalany, adab adalah “isti’mālu mā yuhmadu qawlan wa fi’lan” (Melaksanakan segala perkataan dan perbuatan yang terpuji). Juga, kata Ibnu Hajar, sebagian ulama menyatakan, bahwa adab adalah penerapan akhlak mulia (al-akhdzu bi-makārimil akhlāqi). (Lihat, disertasi Doktor Pendidikan Islam dari Syarif Hidayat, berjudul Konsep Pendidikan Berbasis Adab Ahmad Hassan, di Program Pasca Sarjana UIKA Bogor, 2018).

Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas mendefinsikan adab sebagai: “Pengenalan  (recognition) dan pengakuan (acknowlegement) terhadap realitas di mana  ilmu dan segala sesuatu yang ada terdiri dari hierarki yang sesuai dengan kategori-kategori dan tingkatan-tingkatannya dan bahwa seseorang itu memiliki tempatnya masing-masing dalam kaitannya dengan realitas, kapasitas, potensi fisik , intelektual dan spiritualnya.”

            Jadi, adab terkait dengan pengenalan terhadap hakikat dan posisi segala sesuatu dengan tepat, sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Dalam perspektif ini, aspek-aspek keadilan, kejujuran, kebersihan, kemanusiaan,  keindahan, kedisiplinan, kerja keras, dan sebagainya, adalah bagian dari adab atau akhlak mulia.

*****

Harusnya, kaum muslim, dan negeri-negeri muslim, menjadi teladan dalam penerapan nilai-nilai universal tersebut. Sebab, Nabi Muhammad saw memang diutus untuk menyempurnakan akhlak.  Indonesia – sebagai negeri muslim terbesar di dunia – sepatutnya menjadi contoh dalam penerapan kedisiplinan, kebersihan, kejujuran, etos kerja, dan sebagainya. Inilah agenda besar umat Islam Indonesia.

            Jadi, dalam perspektif adab, kita dapat memahami, bahwa negara seperti Finlandia telah melaksanakan sebagian konsep adab atau akhlak mulia. Tetapi, tidak sempurna. Karena mereka belum beradab kepada Tuhan dan Rasul-Nya. Mungkin banyak diantara mereka yang belum memahami ajaran Islam dengan benar dan tepat. Karena itu, Finlandia belum bisa disebut sebagai “negara Islami”.

Umat Islam-lah yang ditugaskan untuk menyampaikan dakwah kepada mareka. Agar tugas dakwah itu sukses, maka umat Islam harus menjadi umat terbaik (khaira ummah).  Makna “Islam” telah dijelaskan oleh Rasulullah saw, yakni bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw adalah utusan Allah, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji.

Ibarat mobil, adab dan akhlak adalah bodi mobil dan aksesorisnya. Mesin dan kerangka mobil adalah iman dan ibadah-ibadah mahdhah. Masalahnya, yang tampak di mata manusia adalah akhlak mulia. Kata Nabi saw, “Akmalul mukminiina ahsanukum khuluqaa”. (Orang yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya).

Itulah pentingnya umat Islam memiliki adab dan akhlak mulia! Jangan sampai dalam soal kedisiplinan, kejujuran, keberanian, etos kerja, umat Islam kalah dengan orang-orang non-muslim. Jadi, benarlah, bahwa cahaya Islam belum berkilau, saat umat Islam belum menampilkan akhlak mulia dan adab mereka, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhamamd saw.

Semoga Allah SWT menolong kita. (Depok 15 Januari 2020).

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar