Artikel ke-1.824
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Satu lagi pemikiran pendidikan Mohammad Natsir ditulis dalam bentuk Disertasi doktor. Kali ini, khusus tentang pemikiran Pendidikan Tinggi Mohammad Natsir. Pada 13 Februari 2024, Dr. Askar Patahuddin lulus ujian doktor di Universitas Ibn Khaldun Bogor dengan judul Konsep Pendidikan Tinggi Terbaik menurut Mohammad Natsir.
Askar Patahuddin adalah Doktor Lulusan Program Pendidikan Kaderisasi Ulama Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (PKU-DDII). Dalam disertasinya, Askar merangkum konsep pendidikan Mohammad Natsir ke dalam bentuk pohon pendidikan. Setelah itu, ia meneliti implementasi pemikiran Mohammad Natsir tersebut di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Moh. Natsir sebagai sekolah tinggi Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia.
Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa konsep pendidikan tinggi Mohammad Natsir didasari tauhid, bersifat multidisiplin, menekankan desekularisasi ilmu dan penguasaan bahasa asing. Tujuannya adalah untuk melahirkan dai dengan segala profesi keahlian. Konsep Perguruan Tinggi itu ia sebut sebagai “Pohon Pendidikan Mohammad Natsir”.
Mengutip pendapat tokoh DDII, Dr. Mohammad Noer, Askar menyebutkan konsep pendidikan Mohammad Natsir sebagai berikut. Pertama: tujuan pendidikannya adalah sejalan dengan tujuan hidup manusia, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Kedua: kaidah yang terdapat dalam pendidikan Islam memerlukan pendekatan yang terpadu (integral). Ketiga: Universitas Islam, tidak mengenal pemisahan sistem Timur dan Barat. Timur dan Barat sama-sama kepunyaan Allah. Ideologi pendidikan Islam mengambil pendidikan baik dari mana pun datangnya dan meninggalkan yang tidak baik dari mana pun asalnya. Keempat: dalam pendidikan Islam tidak ada dikotomi antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Kelima: pendidikan agama harus ditanamkan kepada anak didik se-awal mungkin karena menyelenggarakan pendidikan anak-anak bukan saja fardu ain bagi kedua orang tuanya tapi juga merupakan fardu kifayah bagi tiap-tiap anggota masyarakat.
Mohammad Natsir memiliki kepedulian tinggi bagaimana Pendidikan tinggi melahirkan para dai. Dalam kiprahnya, disamping mendirikan banyak Perguruan Tinggi, Mohammad Natsir juga melakukan kaderisasi dai dalam berbagai tingkatan. Karena itu, Perguruan Tinggi Islam selayaknya harus sesuai dengan tujuan dakwah yang juga dirumuskan oleh Mohammad Natsir.
Konsep pohon pendidikan (Tree of Higher Education) Mohammad Natsir dapat diuji dengan kesesuaian pendidikan menurut Islam dan Barat. Konsep yang dibangun oleh Mohammad Natsir adalah konsep integrasi ilmu pengetahuan tanpa sekularisasi ilmu. Rumusan Tree of Higher Education itu menunjukkan universalitas pemikiran Mohammad Natsir dalam pendidikan.
Menurut Mohammad Natsir, Pendidikan Tinggi Islam harus melahirkan manusia-manusia yang memiliki jiwa dan kemampuan sebagai dai (muballigh/guru), apa pun bidang keahlian khususnya. Sebab, tujuan hidup manusia adalah untuk menjadi hamba Allah yang baik. Disamping itu, sebagai penerima amanah risalah kenabian, maka umat Islam berkewajiban melanjutkan perjuangan Rasulullah saw.
Mohammad Natsir adalah guru, dai, dan negarawan teladan. Ia bukan hanya menulis dan menyampaikan dakwah secara lisan. Tetapi, ia juga terjun langsung sebagai guru dan memimpin lembaga pendidikan Islam. bernama Pendis (Pendidikan Islam) di Bandung, di saat usianya masih sekitar 20-an tahun. Ini termasuk lembaga pendidikan Islam generasi awal yang memadukan antara sistem persekolahan dengan konsep pendidikan Islam.
Tahun 1937, Mohammad Natsir – yang secara formal hanya lulusan pendidikan tingkat SMA – telah menulis makalah berjudul Sekolah Tinggi Islam. Delapan tahun kemudian, pada 8 Juli 1945, STI berdiri di Jakarta. Mohammad Natsir bertindak sebagai sekretaris panitia pendirian. Ketuanya adalah Mohammad Hatta, Sang Proklamator.
Lanjut baca,
DOKTOR PKU-DDII INI RUMUSKAN KONSEP PENDIDIKAN TINGGI MOHAMMAD NATSIR (adianhusaini.id)