KITA PERLU MENULIS ULANG SEJARAH KEJAYAAN INDONESIA

KITA PERLU MENULIS ULANG  SEJARAH KEJAYAAN INDONESIA

 

Oleh: Dr. Adian Husaini 

Sejarah kejayaan Indonesia perlu dirumuskan ulang. Khususnya, bagi umat Islam. Sebab, selama ini, anak-anak sekolah sudah diberikan informasi tentang sejarah Kejayaan Majapahit. Padahal, menurut sejarawan Dr. Muhammad Isa Anshary, sejarah kebesaran Majapahit ditulis bukan berdasarkan data sejarah yang kuat.

Di kalangan umat Hindu, ada diskusi menarik tentang sejarah kebesaran Majapahit. Majalah Media Hindu tercatat sangat aktif dalam menyuarakan kebesaran Majapahit dan mengajak bangsa Indonesia untuk kembali ke Hindu dan meninggalkan agama mayoritas saat ini (Islam).

MEDIA HINDU (edisi Oktober, 2011) menulis dalam laporan utamanya: “Kembali menjadi Hindu adalah mutlak perlu bagi bangsa Indonesia apabila ingin menjadi Negara Adidaya ke depan, karena hanya Hindu satu-satunya agama yang dapat memelihara & mengembangkan Jatidiri bangsa sebagai modal dasar untuk menjadi negara maju.”

Tetapi, ajakan untuk kembali menjadi Hindu, juga mendapatkan kritik dari Majalah Hindu lalinnya, yaitu majalah RADITYA. Pada edisi September 2008, majalah ini menurunkan laporan utama bertajuk: “Majapahitisme atau keterpesonaan terhadap Hindu di zaman Majapahit tidaklah ideal.”

Menurut RADITYA, di masa Majapahit, masyarakat Hindu Majapahit gagal mempertahankan eksistensinya, gara-gara lebih banyak terlibat konflik internal bikinan elite Majapahit ketika itu. Siwa-Budha kala itu pun tidak bisa berperan banyak dalam mewujudkan masyarakat yang rukun, tat twam asi dan sejenisnya.

Majapahit selain berhasil menundukkan banyak daerah bawahan, juga sibuk perang saudara. Agama di dalam   masyarakat seperti ini lebih menjadi bersifat gaib, eksklusif, hanya untuk berhubungan dengan dewa-dewa yang abstrak.

Agama Siwa Budha meskipun sudah menjadi agama kerajaan tidak bisa diamalkan oleh elite di sana yang lebih dikuasai motif politik, motif perebutan kekuasaan. Agama gagal menginspirasi kehidupan sehari-hari tentang hal-hal lebih praktis menyangkut pola interaksi antar individu.

“Jika Majapahit meninggalkan hal-hal pahit bagi penganut Hindu ketika itu, lantas apa enaknya mengenang hal-hal pahit?” demikian tulis Majalah RADITYA.

Jadi, menurut majalah RADITYA, impian untuk kembali ke Majapahit justru merugikan kaum Hindu sendiri?

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/kita-perlu-menulis-ulang-sejarah-kejayaan-indonesia

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait