PASCA PEMILU 2024, TERUSLAH FOKUS KE DAKWAH PERADABAN

PASCA PEMILU 2024,  TERUSLAH FOKUS KE DAKWAH PERADABAN

 

 Artikel ke- 1.804

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Hari pencoblosan Pemilu 2024 usai sudah. Pada 14 Februari 2024 sebagian besar pemilih sudah menggunakan hak/kewajiban pilihnya. Memilih pemimpin yang baik adalah kewajiban. Kita menunggu hasilnya. Dan dakwah tidak boleh berhenti. Mewujudkan insan dan peradaban mulia di bumi Indonesia adalah tujuan utama dakwah kita.

            Kita tetap perlu memiliki cakrawala yang luas dan pemahaman yang komprehensif tentang dakwah, tantangan dan solusinya. Inilah dakwah peradaban. Dengan mengembangkan cakrawala peradaban, maka kita akan mendapatkan gambaran masalah yang lebih luas dan komprehensif.

Dalam  kancah percaturan peradaban global saat ini, siapa pun yang jadi presiden Indonesia 2024-2029, umat Islam tetap menghadapi tantangan hegemoni peradaban  modern yang didominasi nilai-nilai sekulerisme-materalisme. Peradaban mencakup berbagai aspek kehidupan: politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan pendidikan.

Presiden dan para menterinya datang silih berganti. Tetapi, konsep pendidikan, ekonomi, pembangunan, dan sebagainya, masih belum banyak berubah. Teori tentang manusia,  pendidikan, pembangunan, dan kemajuan, masih yang itu-itu juga yang diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi.

Ukuran  kemajuan suatu bangsa, masih ditentukan atas dasar materi, pendapatan per kapita. Ini penting. Tetapi, sepatutnya, aspek iman, taqwa dan akhlak mulia, lebih diutamakan menjadi indikator utama keberhasilan pembangunan. Keselamatan dan kemegahan duniawi masih dianggap lebih penting daripada keselamatan akhirat.

Dalam sistem demokrasi, para calon presiden dituntut untuk mampu memikat hati rakyat agar memberikan dukungannya. Karena itu, mereka harus berbicara dengan bahasa yang dipahami oleh rakyat kebanyakan.

Kita berharap, idealnya, para capres mengajak masyarakat untuk mengutamakan perbaikan akhlak. Itulah tujuan diutusnya Nabi Muhammad saw. Orang miskin yang akhlaknya mulia, lebih baik daripada orang kaya yang akhlaknya rusak. Bahkan, semakin kaya dan semakin tinggi jabatan orang yang rusak akhlaknya, maka akan semakin besar pula daya rusaknya kepada masyarakat.

Para calon presiden “terpaksa” harus menjanjikan hal-hal yang sifatnya menyenangkan untuk rakyat. Tentu saja dengan bahasa yang dipahami rakyat. Kita berharap, pemerintahan baru nanti bersedia merumuskan konsep-konsep pendidikan dan pembangunan yang lebih sesuai dengan amanah konstitusi. 

Dalam perspektif dakwah peradaban inilah, Dewan Da’wah Islamiyah Indoensia (DDII), misalnya, merumuskan visi perjuangan mewujudkan Indonesia adil dan makmur tahun 2045. Dalam konteks pembangunan peradaban, DDII sedang berjuang mewujudkan institusi-institusi dakwah yang terbaik, terutama institusi pendidikan, agar bisa melahirkan manusia-manusia yang unggul.

Lanjut baca,

PASCA PEMILU 2024, TERUSLAH FOKUS KE DAKWAH PERADABAN (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait