SIAPA YANG PALING BERJASA MENANGANI COVID-19

SIAPA YANG PALING BERJASA MENANGANI COVID-19

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

    Sudah berhari-hari, media massa dan media sosial kita dipenuhi dengan berita tentang (isu) sumbangan Rp 2 trilyun dari sebuah keluarga di Palembang. Semula, keluarga itu dipuja-puji di sana-sini. Bahkan, ada yang memuji sambil mencaci-maki pihak-pihak yang tidak disukainya. 
      Belakangan, diberitakan, sumbangan itu tidak benar adanya. Maka, ramailah kecaman terhadap berbagai pihak yang dianggap tidak berhati-hati dalam menerima janji-janji manis pihak yang  ternyata "ngibuli". 
     Di media sosial, pertarungan opini soal (isu) sumbangan dua trilyun itu lebih seru lagi. Ironisnya, ada yang kemudian membenturkan (isu) sumbangan untuk penanganan Covid-19 itu dengan sumbangan rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina. Entah siapa yang memainkan isu benturan etnis dan agama yang sangat berbahaya ini. 
     Selama ini, pemerintah dan rakyat Indonesia bersepakat untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Tokoh-tokoh Palestina sangat mendukung kemerdekaan Indonesia. Tahun 1955, dalam Konferensi Asia Afrika, di Bandung, Bung Karno memelopori semangat anti-Zionisme. Bahkan, Bung Karno meminta atlit-atlit Indonesia tidak bertanding dengan Israel. Tahun 1961, Bung Karno membubarkan Free Mason, Rotary Club, dan sebagainya.
Pemerintah Orde Baru pun terus memberikan pembelaan kepada Palestina. Kedutaaan Besar Palestina sudah berdiri di Jakarta sejak 1988. Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina secara politis dan finansial. Selama ini tidak pernah ada masalah dengan hal itu. Tidak ada yang membenturkan bantuan Indonesia untuk Palestina dengan bantuan untuk rakyat Indonesia. 
     Maka, ketika muncul berita adanya (rencana) sumbangan Rp 2 trilyun dari etnis Tionghoa, tiba-tiba muncul narasi bahwa inilah sosok dermawan sejati, karena lebih memperhatikan rakyat Indonesia dibandingkan dengan rakyat di luar negeri. Tentu saja, isu ini sangat berbahaya, karena memecah belah bangsa. 
Kini, setelah diumumkan bahwa sumbangan Rp 2 trilyun itu ternyata tidak benar, terjadilah arus balik opini.          Lalu, beredar berita tentang besarnya sumbangan Muhammadiyah untuk penanganan Covid-19 yang mencapai Rp 1 trilyun. Ditambah narasi, bahwa itu uang semua. Tidak ada pasirnya! 
     Berita-berita di media massa dan media sosial ini muncul lebih disebabkan kejengkelan dan mungkin juga kemarahan atas propaganda yang memojokkan umat Islam, khususnya terhadap tokoh-tokoh muslim tertentu yang aktif menggalang dana untuk membantu rakyat Palestina. Padahal, betapa banyak organisasi Islam yang terus melakukan penggalangan bantuan untuk penanganan Covid-19. 

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/siapa-yang-paling-berjasa-menangani-covid-19

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar