Artikel Terbaru ke-2.195
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Sudah 48 tahun, Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas mengajukan teori pentingnya, bahwa akar masalah umat Islam adalah “hilang adab” (loss of adab). Teori itu disampaikan dalam Konferensi Pendidikan Islam di Makkah, tahun 1977. Solusi atas problem utama umat Islam itu adalah ta’dib (pendidikan yang benar).
Bahkan, jauh sebelum itu, para ulama di Alam Melayu-Indonesia pun sudah mengingatkan pentingnya masalah adab ini. KH Hasyim Asy’ari menulis kitab khusus tentang adab, yaitu Adabul Alim wal-Muta’allim. Ribuan kitab tentang adab lainnya sudah ditulis.
Kitab Ta’limul Muta’allim yang sangat populer di Indonesia banyak sekali membahas masalah adab ilmu ini. Misalnya pentingnya adab terhadap ilmu. Seorang yang beradab, menurut SM Naquib al-Attas, haruslah mengenal derajat ilmu. Ia harus paham, mana ilmu yang wajib ‘ain (wajib dimiliki oleh setiap muslim) dan mana yang wajib kifayah (wajib dimiliki sebagian Muslim).
Islam memandang kedudukan ilmu sangatlah penting, sebagai jalan mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya. Ilmu juga satu-satunya jalan meraih adab. Orang yang berilmu (ulama) adalah pewaris nabi. Silakan ditanyakan kepada anak-anak santri atau pelajar kita, apakah mereka sudah memahami masalah ini dan menjadikannya panduan dalam mencari ilmu?
Dalam Kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali mengingatkan, orang yang mecari ilmu dengan niat yang salah – misalnya untuk mencari keuntungan duniawi dan pujian manusia -- sama saja dengan menghancurkan agama. Dalam kitabnya, Adabul ‘Alim wal-Muta’allim, KH Hasyim Asy’ari juga mengutip hadits Rasulullah saw: “Barangsiapa mencari ilmu bukan karena Allah atau ia mengharapkan selain keridhaan Allah Ta’ala, maka bersiaplah dia mendapatkan tempat di neraka.”
Jika adab hilang pada diri seseorang, maka akan mengakibatkan terjadinya kezaliman. Sebab, ia tidak memahami dan menempatkan manusia sesuai harkat dan martabatnya. Ia tidak tahu bagaimana menghormati Nabi Muhammad saw di atas semua manusia lainnya. Orang Muslim yang beradab juga akan menghormati sahabat-sahabat nabi dan keluarganya.
Nah, sekarang silakan kita cermati dengan secermat-cermatnya, masalah apa saja yang menjadi perbincangan dalam dunia pendidikan kita; mulai tingkat sekolah dasar sampai Perguruan Tinggi. Apakah anak-anak muslim itu benar-benar diberikan pemahaman tentang niat mencari ilmu, tentang derajat ilmu, tentang adab guru dan murid, dan sebagainya.
Dunia pendidikan kita masih didominasi dengan pemikiran bagaimana mengajari anak-anak dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan agar mereka bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi bergengsi atau bisa bekerja secara layak. Karena itulah, mereka berebut kuliah di jurusan-jurusan yang dianggap berpotensi menghasilkan banyak uang.
Islam mewajibkan seorang muslim untuk bekerja mencari nafkah bagi diri dan keluarganya. Tetapi, tidak setiap orang wajib bekerja mencari uang. Allah sudah mengatur, siapa saja yang diwajibkan untuk bekerja. Adapun soal rizki, Allah yang mengatur, karena rizki adalah pemberian Allah.
Lanjut baca,