Artikel Terbaru ke-1.904
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Salah satu pernyataan KH Ahmad Dahlan yang terkenal adalah, bahwasanya Islam tidak akan hilang dari muka bumi, tetapi Islam mungkin saja sirna dari Indonesia. Peringatan Kiai Dahlan itu sangat penting untuk kita renungkan agar kita tidak terlena dengan jumlah besar kaum muslim Indonesia dan juga kemajuan dakwah dalam berbagai bidang kehidupan.
Alhamdulillah, hingga kini, Indonesia dikenal sebagai negara yang religus. Menurut salah satu lembaga survei (pew research center), 93 persen penduduk Indonesia menyatakan, agama sangat penting dalam kehidupan. Artinya, masih cukup besar orang Indonesia yang memandang agama memiliki peran penting dalam kehidupan.
Angka itu jauh lebih tinggi dari berbagai negara yang dianggap maju, seperti Jepang, Ingris, AS, Australia, dan sebagainya. Mayoritas penduduk negara-negara ini sudah menyatakan, bahwa agama sudah tidak penting lagi peranannya dalam kehidupan. Mereka tidak lagi menggunakan agama sebagai solusi atau jalan hidup mereka.
Meskipun begitu, kita perlu terus berpikir dan mencermati kondisi masyarakat kita, khususnya umat Islam, sebagai penduduk mayoritas negeri ini. Kita baru merdeka tahun 1945. Perjalanan bangsa kita ke depan masih panjang. Sejumlah pengamat dan ilmuwan mengkhawatirkan Indonesia akan bubar sebelum tahun 2030. Kita tentu sangat berharap, Indonesia tetap utuh, bahkan terus berkembang menjadi negara yang unggul.
Kita patut belajar dari sejarah Muslim Andalusia. Umat Islam pernah memimpin Andalusia selama hampir 800 tahun (711-1492). Tapi, umat Islam kemudian dihabisi. Edict of Expel (Perintah Pengusiran) ratu Isabella mengultimatum kaum muslim Spanyol, agar memilih satu dari tiga pilihan: berganti agama, keluar dari Spanyol, atau mati.
Maka, habislah umat Islam di Spanyol. Jutaan kaum Muslim yang terpaksa beganti agama disebut sebagai kaum Moriscos. Mereka dipaksa meninggalkan seluruh identitas Islam dan Arab. Patut kita catat, bahwa sejak peristiwa Hijrah Nabi tahun 622 M, grafik peradaban Islam terus menanjak. Tahun 636 M, umat Islam sudah menaklukkan Romawi dan membangun peradaban unggul di Yerusalem. Tahun 711, umat Islam sudah memasuki Eropa melalui Spanyol (Andalusia).
Tragedi peradaban Islam kedua terjadi tahun 1258 ketika Baghdad dihancurkan Mongol. Menyusul berikutnya tragedi jatuhnya Andalusia (1492), penjajahan negeri-negeri muslim, dan berdirinya negara Yahudi Israel tahun 1948.
Tiga faktor utama kehancuran kaum Muslim adalah: penyakit ”cinta dunia”, tidak melaksanakan dakwah, dan berpecah belah, bahkan saling membenci dan saling menyerang. Jumlah umat Islam sangat banyak, dibandingkan dengan jumlah kuam Yahudi. Tapi, karena terjangkit penyakit cinta dunia dan meninggalkan perjuangan, maka mereka menjadi lemah dan terjajah beratus tahun.
Karena itulah, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, menulis bab khusus tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Disebutkan, bahwa jatuh bangun dan hidup-matinya umat Islam tergantung pada dilaksanakan atau tidaknya aktitivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar itu.
Lanjut baca,