PENJAJAHAN PEMIKIRAN OLEH ORIENTALIS BELANDA

PENJAJAHAN PEMIKIRAN OLEH ORIENTALIS BELANDA

Artikel Terbaru ke-2.244

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

Snouck Hurgronje adalah tokoh orientalis Belanda yang bekerja untuk kolonialisme. Ia menyatakan, hanya melalui organisasi pendidikan yang berskala luas atas dasar yang universal dan netral secara agamis, pemerintah kolonial dapat ‘membebaskan’ atau melepaskan Muslimin dari agama mereka.

“Pengasuhan dan pendidikan adalah cara untuk mencapai tujuan  tersebut. Bahkan, di negeri-negeri berbudaya Islam yang jauh lebih tua dibanding kepulauan Nusantara, kita menyaksikan mereka bekerja dengan efektif untuk membebaskan umat Muhammad dari kebiasaan lama yang telah lama membelenggunya,” demikian tulis Snouck Hurgronje.

(Karel Steenbrink, Kawan dalam Pertikaian, Kaum Kolonial Belanda dan Islam di Indonesia (1596-1942), (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 122).

            Ambisi Snouck untuk melepaskan kaum muslim dari agama Islam terus-menerus dilakukan. Katanya, itu untuk mengikis fanatisme beragama. Ironisnya, setelah penjajah pergi – secara fisik – ketakutan terhadap kebangkitan atau kemaslahatan umat Islam masih saja dipelihara. Kita tentu merasa aneh, mengapa di perguruan tinggi, sedikit sekali porsi pendidikan agama Islam.

            Rasulullah saw menjelaskan, bahwa satiap anak lahir dalam kondisi fitrah. Orang tuanya-lah yang kemudian menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majuzi. Di sinilah peran pendidikan begitu pentingnya dalam membentuk kepribadian seseorang. Apakah ia menjadi pribadi yang semakin kuat imannya atau menjadi pribadi yang semakin jauh dari Allah SWT.

            Allah SWT memerintahkan orang tua agar mendidik anak-anaknya menjadi orang beradab dan berilmu. Itulah cara agar dirinya dan anak-anaknya bisa masuk sorga (selamat dari neraka). Dan untuk itulah (beribadah kepada Allah), manusia diciptakan: untuk ibadah, ibadah dan ibadah! Semua aspek kehidupan harus dijadikan sebagai aktivitas ibadah.

            Karena itu, dalam Islam, loyalitas tertinggi harus diberikan kepada Allah SWT. Manusia yang taat kepada Tuhannya disebut sebagai manusia yang baik. Dan itulah tujuan pendidikan yang hakiki. Pendidikan bukan ditujukan utamanya untuk meraih harta atau jabatan. Tapi, pendidikan diselenggarakan untuk melahirkan orang baik.

            Pendidikan seperti ini merupakan bentuk perjuangan (jihad fi-sabilillah).  Di zaman ini, perjuangan untuk mewujudkan pendidikan yang mulia itu merupakan pekerjaan yang sangat berat. Sebab utamanya, kekeliruan ilmu (confusion of knowledge) telah merasuk ke berbagai sektor kehidupan umat Islam, sehingga melahirkan “pemimpin-pemimpin keliru” di berbagai bidang kehidupan.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/penjajahan-pemikiran-oleh-orientalis-belanda

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait