PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN HARUS DISERTAI PENDIDIKAN AKHLAK

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN  HARUS DISERTAI PENDIDIKAN AKHLAK

 

Artikel ke-1.822

Oleh: Dr. Adian Husaini(www.adianhusaini.id)

Para calon presiden, calon gubernur, atau calon bupati/walikota, biasanya berjanji akan memberantas kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penurunan angka kemiskinan dijadikan sebagai salah satu indikator utama keberhasilan pembangunan para pemimpin kita.

Tentu saja, janji-janji para calon pemimpin bangsa itu ditunggu-tunggu realisasinya. Rakyat tak pernah bosan menunggu, terus menunggu, dari pemilu ke pemilu berikutnya. Ada yang bersifat pragmatis untuk memilih pemimpin yang sudah memberikan bantuan langsung menjelang pemilu.

Harapannya, kalau sang calon pemimpin itu terpilih, bantuan itu akan dilanjutkan. Jika tidak terpilih atau menyalahi janjinya, setidak-setidaknya ia sudah menerima bantuan materi yang nyata, bukan hanya janji. Ada yang bercerita, masyarakat di kampungnya takut perubahan, karena sudah beberapa kali menikmati bantuan.

Kita melihat pasca pancoblosan 14 Februari 2024, harga beras melambung. Terjadilah antrean panjang di sejumlah daerah. Ribuan orang berdesak-desakan mengantri untuk bisa membeli beras murah. Pemandangan seperti itu memang menyedihkan. Ada apa dengan negeri kita yang subur dan sangat luas lahannya, tetapi rakyat sampai mengantri beras murah. Para pemimpin bangsa pasti berduka dengan pemandangan seperti itu.

Rasulullah saw mengajarkan satu doa agar terhindar dari kefaqiran: "Allahumma inni a'udzu bika min-alfaqri wa a'udzu bika minal qillati wal-dzillati wa a'udzu bika ‘an adhlima au udhlama" (Ya allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefaqiran dan aku berlindung kepada-Mu dari kekurangan dan kehinaan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari melakukan kezaliman atau dizalimi)." (HR  an-Nasai).

            Islam tidak memerintahkan umatnya untuk menjadi miskin atau faqir. Bahkan, Islam mengajarkan agar umat Islam menjadi umat yang kuat. Rasulullah saw bersabda, bahwa mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Islam pun memerintahkan umatnya untuk bekerja keras, jangan malas, jangan lemah, serta menjadi umat terbaik.

            Rasulullah saw menjadi contoh bagaimana beliau menjalankan perdagangan dengan sebaik-baiknya. Beliau menjadi contoh dalam berdagang. Beliau pun sukses mendidik sejumlah sahabat (muridnya) menjadi pengusaha-pengusaha besar yang sangat dermawan. Para pengusaha besar inilah yang menjadi pendukung penting perjuangan umat Islam. 

            Akan tetapi, Rasulullah saw juga memperingatkan: “Demi Allah! Bukan kefakiran yang aku takutkan dari kalian. Justru aku takut, dunia dibukakan kepada kalian dengan selebar-lebarnya, sebagaimana telah dibukakan kepada umat-umat sebelum kalian. Kemudian kalian bersaing dalam dunia, sebagaimana mereka bersaing. Dunia kemudian menghancurkan kalian, sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (HR Bukhari).  

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/program-pengentasan-kemiskinan-harus-disertai-pendidikan-akhlak

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait