Oleh:
Dr. Muhammad Ardiansyah (Mudir Pesantren At-Taqwa Depok)
KH Hasyim Asy’ari dalam Kitabnya Adabul Alim wal-Muta’allim, mengutip sebuah kisah, bahwa suatu ketika Imam Syafii pernah ditanya seseorang: ”Sejauh manakah perhatianmu terhadap adab? Beliau menjawab: Setiap kali telingaku menyimak suatu pengajaran adab meski hanya satu huruf, maka seluruh organ tubuhku akan ikut merasakan (mendengarnya) seolah-olah setiap organ itu memiliki alat pendengaran (telinga). Demikianlah perumpamaan hasrat dan kecintaanku terhadap adab.” Beliau ditanya lagi, ”Lalu bagaimanakah usaha-usaha dalam mencari adab itu?” Beliau menjawab, ”Aku akan senantiasa mencarinya laksana usaha seorang ibu yang mencari anak satu-satunya yang hilang.”
Begitu pentingnya soal “adab” ini, maka sudah sepatutnya, kurikulum pendidikan nasional – bagi kaum Muslim – menyertakan pendidikan adab. Tujuannya tak lain agar para siswa menjadi beradab. Menurut Prof. Naquib al-Attas, adab adalah kemauan dan kemampuan seseorang untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya, sesuai harkat dan martabat yang ditentukan Allah. Contoh, adab pada ilmu mengharuskan siswa memahami derajat ilmu (maratibul ilmi). Misalnya, dia paham, mana ilmu yang fardhu ain dan mana yang fardhu kifayah. (Syed Muhammad Naquib al-Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin (Kuala Lumpur: ISTAC, 2001).
Imam Syafi’i tercatat seorang ulama yang sangat menekankan pentingnya adab dalam pendidikan. Adab menjadi syarat wajib yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu. Sebab itu, sejak dulu para ulama memberi perhatian yang besar mengenai adab ini. Uniknya, perhatian Sang Imam terhadap adab banyak ditemukan dalam syair-syair yang digubahnya.
Berikut ini contoh syair-syair Imam Syafi’i tentang adab penuntut ilmu yang penulis kutip dari Kitab Diwân al-Imâm al-Syâfi’i karya Muhammad Abdurrahim (Beirut:Dar al-Fikr, 1995).
(1) Ikhlas Karena Allah: “Siapa menuntut ilmu untuk meraih kebahagiaan negeri akhirat; ia kan beruntung meraih kemuliaan dari Allah yang Maha Pemberi Petunjuk; Maka dia pun akan meraih kebaikan yang berasal dari hamba-Nya”
Meninggalkan Perbuatan Dosa: “Aku mengadu kepada Wakî' tentang kelemahan hafalanku; ia pun memberikan nasehat Agar aku meninggalkan maksiat; Ia memberitahuku pula bahwa ilmu itu cahaya; dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang maksiat.”
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/syair-syair-imam-syafii-tentang-adab




