YAHUDI, JANGAN SERAKAH DAN LUPA SEJARAH

YAHUDI, JANGAN SERAKAH DAN LUPA SEJARAH

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

     Kekejaman demi kekejaman kaum Yahudi Israel terhadap umat Islam terus terjadi. Semua berawal dari keserakahan bangsa Yahudi yang tak puas-puasnya merampas negeri Palestina dan mengusir penduduknya. Meskipun PBB tak mengesahkan pendudukan Israel atas Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem, tetapi kaum Yahudi terus merampok tanah Palestina. Ribuan permukiman Yahudi terus dibangun di wilayah pendudukan, termasuk di Kota Jerusalem.
    Tindakan Yahudi yang terus menjarah Tanah Palestina dan tak puas dengan hasil rampokannya, mengingatkan kita pada sifat dasar bangsa Yahudi yang disebut dalam al-Quran. Yakni, sifat serakah dunia, lupa sejarah, dan tak tahu terimakasih serta suka berkhianat.
"Dan kamu akan jumpai mereka adalah manusia-manusia yang paling tamak terhadap dunia, bahkan dibanding kaum musyrik… (QS al-Baqarah:96). 
Keserakahan Yahudi Israel itu juga menunjukkan betapa mereka adalah kaum yang tidak tahu berterimakasih. Mereka lupa, bahwa sebelum negara Yahudi Israel berdiri di Palestina, 14 Mei 1948, mereka adalah bangsa yang teraniaya di berbagai penjuru dunia; terusir dari negeri mereka sendiri, dan kemudian selama beratus tahun mendapatkan perlindungan dari kaum Muslimin di Andalusia dan Turki Utsmani. 

Zionis Yahudi lupa sejarah. Selama beratus tahun, mereka ditindas oleh bangsa-bangsa Eropa. Selama itu pula mereka mendapatkan perlindungan di negeri-negeri muslim. Ketika itu, sejumlah Paus di Vatikan dikenal sangat anti-Yahudi. Pada tanggal 17 Juli 1555, hanya dua bulan setelah pengangkatannya, Paus Paulus IV, mengeluarkan dokumen (Papal Bull) bernama "Cum nimis absurdum". Paus menekankan, bahwa para pembunuh Kristus, yaitu kaum Yahudi, pada hakekatnya adalah budak dan seharusnya diperlakukan sebagai budak.

Yahudi kemudian dipaksa tinggal dalam 'ghetto', yang hanya memiliki satu pintu masuk. 
Tak hanya itu. Yahudi juga dipaksa menjual semua miliknya kepada kaum Kristen dengan harga sangat murah; maksimal 20 persen dari harga yang seharusnya. Di tiap kota hanya boleh ada satu sinagog. Di Roma, tujuh dari delapan sinagog dihancurkan. Di Campagna, 17 dari 18 sinagog dihancurkan. Yahudi juga tidak boleh memiliki Kitab Suci. Saat menjadi kardinal, Paus Paulus IV membakar semua Kitab Yahudi, termasuk Talmud. Paus Paulus IV meninggal tahun 1559. Tetapi cum nimis absurdum tetap bertahan sampai tiga abad. 

Sikap tokoh-tokoh Gereja semacam itu terbukti sangat berpengaruh terhadap nasib Yahudi di wilayah Kristen Eropa. Di Spanyol, misalnya, Yahudi sudah ada di wilayah ini, sekitar tahun 300 M. Raja Aleric II (485-507), diilhami oleh Code of Theodosius, memberikan batasan ketat terhadap Yahudi. Nasib Yahudi Spanyol semakin terjepit, menyusul konversi Raja Recarred I (586-601) menjadi Katolik. Sang Raja melakukan konversi itu pada The Third Council of Toledo (589), dan kemudian menjadikan Katolik sebagai agama negara. 

The Council of Toledo itu sendiri membuat sejumlah keputusan: (1) larangan perkawinan antara pemeluk Yahudi dengan pemeluk Kristen, (2) keturunan dari pasangan itu harus dibaptis dengan paksa, (3) budak-budak Kristen tidak boleh dimiliki Yahudi (4) Yahudi harus dikeluarkan dari semua kantor publik, (5) Yahudi dilarang membaca Mazmur secara terbuka saat upacara kematian. 

    Di Perancis, Louis IX (1226-1270), memerintahkan pengusiran semua orang Yahudi dari kerajaannya, sesaat setelah Louis berangkat menuju medan Perang Salib. Di Rusia, sebagai akibat dari kebencian yang disebarkan oleh gereja Kristen Ortodoks Rusia, kaum Yahudi dikucilkan dan diusir dari Rusia dalam kurun waktu mulai abad ke-15 sampai dengan tahun 1722. Ketika itu, secara umum, bisa dikatakan, tanah Kristen Eropa bukanlah tempat yang aman bagi kaum Yahudi. 

Abad ke-15 menyaksikan pembantaian besar-besaran kaum Yahudi dan Muslim di Spanyol dan Portugal. Pada tahun 1483 saja, dilaporkan 13.000 orang Yahudi dieksekusi atas perintah Komandan Inqusisi di Spanyol, Fray Thomas de Torquemada. Selama puluhan tahun berikutnya, ribuan Yahudi mengalami penyiksaan dan pembunuhan. 
Kejatuhan Granada ke tangan Kristen ini dirayakan dengan upacara keagamaan di seluruh Eropa.  Tahun 1492, mereka memberikan pilihan kepada Yahudi dan kaum muslim: meninggalkan Spanyol, dibaptis, atau mati. 

    Jatuhnya Granada, juga sekaligus merupakan bencana bagi kaum Yahudi di Spanyol. Hanya dalam beberapa bulan saja, antara akhir April sampai 2 Agustus 1492, sekitar 150.000 kaum Yahudi diusir dari Spanyol. Sebagian besar mereka kemudian mengungsi ke wilayah Turki Utsmani yang menyediakan tempat yang aman bagi Yahudi. 

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/yahudi,-jangan-serakah-dan-lupa-sejarah

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar