Artikel ke-1.843
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Buya Hamka menuliskan nasehat Haji Agus Salim terhadap dirinya, agar ia segera balik ke Indonesia untuk mencari ilmu dan membina diri, sehingga menjadi “orang”. Sebagai tokoh yang dikenal cerdas dan berilmu tinggi, Haji Agus Salim dikenal sebagai “guru bangsa” yang melahirkan banyak tokoh di Indonesia.
Berikut ini adalah kata-kata Haji Agus Salim kepada Hamka: “Bertambah lama engkau mukim di Makkah ini nanti, bertambah payah engkau menyesuaikan dirimu jika engkau pulang kelak ke tanah air! Di tanah air kitalah engkau coba mencari ilmu dan membina dirimu, sehingga menjadi “orang”, tidak hanya menjadi seorang “lebai”.”
Segera setelah mendapat nasehat seniornya tersebut, Hamka balik ke Indonesia dan aktif dalam kegiatan keilmuan dan dakwah di Indonesia. Hamka pun merasakan bahwa nasehat Haji Agus Salim sangat berarti bagi dirinya. Ia berterimakasih atas nasehat itu. Bahkan, saat berkunjung ke Sabah, Hamka menjumpai seorang ulama lulusan kampus Timur Tengah yang diminta baca doa.
Cobalah kita cermati kembali ungkapan Haji Agus Salim berikut ini. “Di tanah air kitalah engkau coba mencari ilmu dan membina dirimu, sehingga menjadi “orang”, tidak hanya menjadi seorang “lebai”.”
Nasehat Haji Agus Salim kepada Hamka itu bisa dipahami bahwa pendidikan ulama tidak cukup hanya belajar agama secara teori, tetapi juga harus disertai dengan aktivitas di tengah masyarakat secara langsung. Ulama harus hidup bersama umat, memahami persoalan umat, dan memberikan solusinya.
Di Indonesia, Buya Hamka menjalani proses pendidikan semacam ini. Hasilnya, memang Buya Hamka menjadi ulama yang aktif dalam kepemimpinan masyarakat. Dengan itu, ia dapat memahami kondisi realitas masyarakat dan memberikan solusinya. Itu bisa dilihat dari tulisan-tulisan Buya Hamka yang merupakan respon dan solusi terhadap problematika masyarakat dan umat Islam secara keseuruhan.
Memang, hingga kini, salah satu kelemahan kurikulum pendidikan di banyak perguruan tinggi di Timur Tengah adalah kurangnya belajar sejarah, politik, dan budaya Indonesia. Ditambah lagi dengan kurangnya pendidikan ketrampilan menulis dan menganalisis persoalan masyarakat. Tampaknya Haji Agus Salim memiliki pandangan seperti ini. Itu bisa dipahami dari ungkapannya: “Di tanah air kitalah engkau coba mencari ilmu dan membina dirimu, sehingga menjadi “orang”, tidak hanya menjadi seorang “lebai”.”
Yang dimaksud dengan “menjadi orang” tentulah menjadi manusia seutuhnya, bukan hanya ulama yang menjadi tukang baca doa, tetapi menjadi ulama yang mampu memimpin perjuangan umat; melanjutkan perjuangan para nabi. Tampaknya, Haji Agus Salim sudah melihat potensi Buya Hamka sebagai calon ulama yang potensial.
Lanjut baca,
BENARKAH BELAJAR AGAMA DI INDONESIA LEBIH BAIK (adianhusaini.id)